Profil Desa Winongkidul
Ketahui informasi secara rinci Desa Winongkidul mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Winongkidul, Gebang, Purworejo. Simak data terbaru potensi pertanian, geliat UMKM, pelestarian seni tari Ndolalak yang khas, serta tata kelola pemerintahan desa yang dinamis. Temukan fakta lengkap mengenai desa budaya ini.
-
Basis Pertanian yang Kuat
Didukung oleh lahan subur dan sumber daya air yang memadai, sektor pertanian menjadi penopang utama perekonomian mayoritas penduduk desa.
-
Pusat Pelestarian Kesenian
Dikenal sebagai salah satu desa yang aktif melestarikan kesenian Ndolalak, tarian khas Purworejo, melalui sanggar-sanggar seni yang melibatkan generasi muda.
-
Komunitas yang Solid dan Berdaya
Semangat gotong royong dan kebersamaan yang tinggi menjadi modal sosial dalam mendorong pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi lokal.
PURWOREJO – Di tengah hamparan lahan pertanian yang subur di Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa bernama Winongkidul. Desa ini tidak hanya dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di wilayahnya, tetapi juga sebagai kantong budaya yang gigih merawat dan melestarikan warisan seni leluhur. Winongkidul merupakan cerminan ideal dari sebuah desa di Jawa, di mana roda perekonomian agraris berputar selaras dengan denyut kehidupan sosial dan budaya yang kental.Menyimpan potensi besar di sektor pertanian dan ekonomi kreatif, Desa Winongkidul terus berbenah di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang progresif. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana semangat kebersamaan masyarakat dapat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan zaman, seraya tetap memegang teguh identitas budayanya. Profil ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam setiap aspek kehidupan di Desa Winongkidul, dari tatanan geografis hingga geliat seni yang membuatnya unik.
Letak Geografis dan Tatanan Wilayah
Secara administratif, Desa Winongkidul ialah bagian dari Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di area yang relatif datar, menjadikannya sangat cocok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan. Akses menuju desa ini terbilang mudah, terhubung oleh jalan-jalan desa yang terkoneksi dengan jalan utama kecamatan, sehingga mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi berjalan lancar.Berdasarkan data monografi, luas wilayah Desa Winongkidul tercatat sekitar 112 hektare (Ha). Sebagian besar dari total luas tersebut, atau lebih dari 70%, merupakan lahan sawah dan tegalan yang menjadi sumber utama penghidupan masyarakat. Sisa lahan lainnya dimanfaatkan untuk pemukiman penduduk, pekarangan, fasilitas umum, serta prasarana lainnya.Desa Winongkidul memiliki batas-batas wilayah yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Winonglor. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kemiri. Sementara itu, di sebelah selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Ngemplak dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Tlogosono. Interaksi dengan desa-desa tetangga ini terjalin erat, baik dalam hubungan sosial kemasyarakatan maupun dalam aktivitas ekonomi.
Potret Demografi dan Roda Pemerintahan
Menurut data kependudukan terbaru, Desa Winongkidul dihuni oleh sekitar 1.890 jiwa. Dengan luas wilayah 1,12 km², tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.687 jiwa per km². Angka ini menunjukkan konsentrasi pemukiman yang cukup padat, dengan struktur penduduk yang didominasi oleh kelompok usia produktif. Mayoritas dari mereka menggantungkan hidup pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani.Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Winongkidul berjalan secara sistematis dan terstruktur. Dipimpin oleh seorang Kepala Desa, roda pemerintahan didukung oleh jajaran perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), serta beberapa Kepala Dusun (Kadus) yang membawahi wilayah masing-masing. Secara keseluruhan, wilayah desa terbagi menjadi beberapa Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) untuk mempermudah koordinasi dan pelayanan kepada masyarakat.Pemerintah Desa Winongkidul terus berupaya mengimplementasikan program-program pembangunan yang partisipatif dan transparan. "Fokus utama kami adalah pada pembangunan yang merata dan pemberdayaan masyarakat. Kami ingin setiap potensi yang ada, baik di bidang pertanian maupun non-pertanian, dapat dikelola secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan warga," ungkap salah seorang perangkat desa. Pemanfaatan Dana Desa dan sumber pendapatan lainnya diarahkan untuk pembangunan infrastruktur prioritas seperti jalan, irigasi, serta program pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Sektor Pertanian sebagai Tulang Punggung Ekonomi
Tidak dapat dimungkiri, pertanian merupakan urat nadi perekonomian Desa Winongkidul. Lahan sawah yang menghampar luas menjadi aset utama yang dikelola dengan tekun oleh masyarakat. Komoditas unggulan yang dibudidayakan yakni padi, yang mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun. Keberhasilan ini didukung oleh ketersediaan air dari sistem irigasi yang cukup terawat, meskipun tantangan terkait perubahan iklim dan serangan hama tetap menjadi perhatian serius para petani.Selain padi, petani di Winongkidul juga aktif menanam palawija, seperti jagung dan kedelai, terutama saat musim tanam ketiga atau sebagai rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah. Hasil pertanian dari desa ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dipasok ke pasar-pasar di wilayah Purworejo. Para petani di desa ini banyak yang telah bergabung dalam kelompok tani (poktan) untuk meningkatkan posisi tawar, mendapatkan kemudahan akses pupuk, serta menerima bimbingan teknis dari penyuluh pertanian lapangan.Di samping tanaman pangan, sektor peternakan juga menjadi bagian penting dari ekonomi desa. Hampir setiap rumah tangga petani memiliki ternak, meskipun dalam skala kecil. Jenis ternak yang umum dipelihara antara lain kambing, domba, dan unggas seperti ayam kampung. Usaha peternakan ini berfungsi sebagai tabungan hidup sekaligus sumber pendapatan tambahan yang sangat membantu ekonomi keluarga.
Geliat UMKM dan Ekonomi Kreatif Warga
Sebagai penopang ekonomi sekunder, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Winongkidul menunjukkan geliat yang menjanjikan. Sektor ini menjadi wadah bagi warga, khususnya ibu-ibu rumah tangga dan pemuda, untuk berkreasi dan mendapatkan penghasilan tambahan. Perkembangan UMKM ini membantu diversifikasi ekonomi desa agar tidak sepenuhnya bergantung pada hasil pertanian yang kadang tidak menentu.Salah satu produk UMKM yang cukup dikenal dari desa-desa di sekitar Gebang, termasuk Winongkidul, adalah produksi makanan ringan tradisional. Berbagai jenis kue basah dan kering diproduksi secara rumahan untuk dipasarkan ke warung-warung terdekat atau untuk memenuhi pesanan acara hajatan. Dengan sentuhan inovasi pada kemasan dan pemasaran, produk-produk ini memiliki potensi besar untuk menembus pasar yang lebih luas.Selain itu, usaha di bidang jasa dan perdagangan juga turut mewarnai aktivitas ekonomi desa. Keberadaan warung kelontong, bengkel, jasa jahit, dan usaha lainnya menunjukkan kemandirian ekonomi warga. Pemerintah desa pun melihat potensi ini dan berupaya memberikan dukungan melalui fasilitasi pelatihan kewirausahaan dan akses informasi permodalan.
Sanggar Budaya: Denyut Nadi Pelestarian Seni Ndolalak
Keunikan utama yang membedakan Desa Winongkidul dari banyak desa lain adalah semangatnya dalam melestarikan kesenian tradisional. Desa ini dikenal sebagai salah satu basis kesenian Ndolalak, sebuah tarian khas Kabupaten Purworejo yang memadukan unsur gerak, musik, dan terkadang magis. Kesenian ini menjadi identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Winongkidul.Di desa ini, terdapat sanggar-sanggar seni yang aktif menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar dan berlatih menari Ndolalak. Keberadaan sanggar ini sangat vital dalam proses regenerasi seniman, memastikan bahwa tarian warisan leluhur ini tidak akan punah tergerus zaman. Kelompok seni dari Winongkidul sering diundang untuk tampil dalam berbagai acara, baik di tingkat lokal seperti perayaan desa, maupun di tingkat kabupaten dalam festival budaya.Aktivitas seni ini tidak hanya bernilai budaya, tetapi juga memiliki dampak sosial yang positif. Sanggar seni menjadi ruang ekspresi yang sehat bagi para pemuda, menjauhkan mereka dari kegiatan negatif, serta menumbuhkan rasa percaya diri dan kerja sama tim. Geliat seni Ndolalak di Winongkidul merupakan bukti nyata bahwa tradisi dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan modernitas.
Infrastruktur dan Sarana Penunjang Kehidupan
Pembangunan infrastruktur di Desa Winongkidul terus mengalami kemajuan dari tahun ke tahun. Jalan-jalan lingkungan dan jalan usaha tani secara bertahap ditingkatkan kualitasnya untuk menunjang kelancaran aktivitas ekonomi dan sosial warga. Seluruh wilayah desa telah teraliri listrik dari PLN, yang menjadi kebutuhan dasar untuk aktivitas rumah tangga maupun usaha produktif.Untuk sarana pendidikan, di Desa Winongkidul terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak desa. Fasilitas ini memastikan hak anak untuk mendapatkan pendidikan dasar terpenuhi dengan baik.Di bidang kesehatan, layanan Posyandu berjalan secara rutin setiap bulan, memberikan pelayanan vital bagi ibu hamil, balita, dan lansia. Kegiatan ini menjadi garda terdepan dalam upaya promotif dan preventif kesehatan di tingkat desa. Sementara itu, untuk akses ibadah, masjid dan musala berdiri kokoh di setiap sudut dusun, berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.
Proyeksi Masa Depan: Menuju Desa Berdaya Saing
Memandang ke depan, Desa Winongkidul memiliki cetak biru yang jelas untuk menjadi desa yang lebih maju dan berdaya saing. Perpaduan antara sektor pertanian yang kuat dan kekayaan budaya yang unik merupakan modal yang sangat berharga. Pengembangan konsep agrowisata budaya menjadi salah satu potensi yang bisa digali, di mana pengunjung dapat menikmati suasana pedesaan sambil menyaksikan pertunjukan seni Ndolalak dan belajar tentang proses pertanian.Peningkatan kapasitas UMKM melalui digitalisasi pemasaran juga menjadi agenda penting untuk memperluas jangkauan produk lokal. Dengan dukungan teknologi, produk makanan olahan maupun jasa dari Winongkidul dapat dikenal lebih luas. Sinergi antara pemerintah desa, tokoh masyarakat, pemuda, dan seluruh elemen warga menjadi faktor penentu keberhasilan transformasi ini.Desa Winongkidul telah membuktikan dirinya sebagai komunitas yang tangguh, produktif, dan berbudaya. Dengan terus mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, desa ini siap menyongsong masa depan sebagai desa yang mandiri secara ekonomi, kuat secara sosial, dan kaya akan identitas budaya.